Anatomi dan Fisiologi Sistem
Perkemihan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anatomi tubuh
manusia adalah serangkaian pengetahuan tentang susunan dan bagian-bagian
beserta perlengkapan tubuh yang membentuk suatu sistem fungsional dalam keadaan
normal. Sedangkan fisiologi adalah ilmu yang membahas tentang fungsi fungsi
dari bagian bagian tubuh.
Berekresi adalah
salahsatu ciri makhluk hidup, ekskresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya.[1] Berkemih
merupakan salah satu bentuk ekskresi manusia, manusia mengeluarkan sisa sisa
zat metabolisme yang tidak dibutuhkan tubuhnya lagi dengan berkemih.
Berkemih
adalah proses penyaringan darah yang mengangkut zat zat sisa metabolisme tubuh
yang tidak diperlukan lagi melalui organ ginjal.
Selururh zat sisa
dalam tubuh kita yang tidak diperlukan lagi haruslah dibuang, makadari itu
berkemih merupakan hal yang sangat penting. Dari dasar pemikiran tentang
pentingnya pengetahuan sistem berkemih, maka dibuatlah makalah ini untuk
menambah sedikitnya informasi atau pengetahuan tentang sistem berkemih manusia,
khususnya Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan. Yaitu sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan berkemih ?
2. Organ apa saja yang terlibat dalam proses perkemihan ?
3. Bagaimana proses terhasilnya urin sebagai hasil dari sistem
perkemihan ?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
berkemih.
2.
Untuk mengetahui organ apa saja yang terlibat
dalam proses perkemihan?
3.
Untuk mengetahui bagaimana proses perkemihan
sampai terhasilnya urin.
D.
Definisi Operasional
Adapun definisi operasional yang digunakan
dalam makalah ini adalah, sebagai berikut :
Anatomi adalah serangkaian pengetahuan tentang susunan dan
bagian-bagian beserta perlengkapan tubuh yang membentuk suatu sistem fungsional
dalam keadaan normal.
Fisiologi adalah cabang biologi yang berkaitan
dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan atau sel).
Sistem adalah perangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Berkemih, adalah nama lain dari buang air kecil.
BAB
II
PEMBAHASAN
Berkemih merupakan proses penyaringan darah yang mengangkut
zat zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh lagi. Adapun organ
yang terlibat dalam proses berkemih ini adalah Ginjal, Ureter, Vesika Urinaria,
dan Uretra.
A.
Anatomi Organ pada Sistem Perkemihan.
1.
Ginjal
Ginjal merupakan
organ terpenting dalam mempertahankan homeostatis cairan tubuh secara baik
dengan cara mengatur volume cairan, keseimbangan osmotik, asam basa, ekskresi
sisa metabolisme, sistm pengaturan hormonal dan metabolisme. Ginjal terletak
dalam rongga abdomen, retroperitorial primer kiri dan kanan kolumna
vertebralis, dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di belakang peritonium.
Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah daripada ginjal
kiri karena hubungannya dengan hati. Setiap ginjal memiliki panjang sekitar 10
cm, dnegan lebar 6,5 cm dan tebal 3 cm. Setiap ginjal memiliki berat 100 gr dan
mampu menerima 25% dari curah jantung. Pasokan darah ginjal berasal dari aorta
melalui arteri renalis dan kembalki ke vena cava inferior melalui vena renalis.
a. Struktur Ginjal
Ginjal
ditutupi oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat. Apabla kapsul dibuka, terlihat
permukaan dari ginjal lincin dengan warna merah tua. Dengan membuat potongan
vertikal dari ginjal melalui margo lateralis ke margo medialis akan terlihat
hilus yang meluas ke ruangan sentral
yang disebut sinus renalis bagian atas dari perlvis renalis. Adapun
bagian ginjal adalah :
1). Bagian Dalam (Internal) Medula. Substansia
medularis terdiri dari piramid renalis yang jjumlahnya antara 8-16 buah yang
mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya menghadap ke sinus
renalis.
2). Bagian Luar (Maternal) Korteks. Substansia
kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia
ini tepat berada di bawah tunika fibrosa, melengkung sepanjang basis piramid
yang berdekatan dengan sinus renalis, bagian dalam di antara piramid dinamakan
Kolumna Renalis.
3). Ginjal dibungkus oleh suatu massa jaringan
lemak yang disebut Kapsula Adiposa. Bagian yang paling tebal terdapat pada tepi
ginjal yang memanjang melalui Hilus Renalis. Ginjal dan Kapsula Adiposa
tertutup oleh suatu Lamina khusus dari Vasia Subserosa yang disebut Vania
Renalis yang tertdapat diantara lapisan dalam dari Vasi Profunda dan Staratum
Vasia Subserosa Internus. Vasia Subserosa terpecah menjadi dua bagian yaitu
Lamella Anterior (Vasia Prerenalis) dan Lamella Posterior (Vasia Retrorenalis).
b. Struktur Mikroskopis Ginjal
Satuan
fungsional ginjal disebut Nefron. Ginjal mempunyai kurant lebih 1,3 juta nefron
yang selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah dari arteri renalis. Lubang
lubang ynga terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul satu
badan Malphigi yang disebut Glomerulus.
Nefron adalah massa tubulus mikroskopis ginjal
yang merupakan satuan fungsional ginjal. Nefron menyaring darah dan mengontrol
komposisinya. Setiap nefron berasal dari berkas kapiler yang terdiri dari:
1). Glomerulus, merupakan gulungan anyaman
kapiler yang terletak dalam kapsula bowman (ujung buntu tubulus ginjal yang
bentuknya seperti kapsula cekung yang menutupi glomerulus yang saling
melilitkan diri).
Glomerulus menerima darah dari arteriola aferen
dan meneruskan darah ke sistem vena melalui arteriola eferen. Natrium secara
bebas di filtrasi dalma glomerulus sesuai dengan konsentrasi dalam plasma.
Kalium juga di filtrasi secara bebas. Diperkirakan 10 hingga 20 persen kalium
plasma terikat oleh protein dan tidak bebas di filtrasi sehingga kalium dalam
keadaan normal.
2). Tubulus Proksimal Konvulta, yaitu tubulus
ginjal yang langsung berhubungan dengan kapsula bowman dengan panjang 15 mm dan
berdiameter 55 mm. Bentuknya berkelok kelok dan menjalar dari bagian koprteks
ke medula dan kembali ke korteks sekitar 2/3 dari natrium yang terfiltrasi di
absorpsi secara isotonik bersama klorida dan melibatkan transportasi aktif
natrium. Peningkatan rreabsorpsi natrium akan mengurangi pengeluaran air dan
natrium. Hal ini dapat memnggangu mengenceran dna pemekatan urin yang normal.
Kalium di reabsorpsi lebih dari 70 persen, kemunggkinan dengan mekanisme
transportasi aktif akan terpisah daru resorpsi natrium.
3). Ansa Henle, bentuknya lurus dan tebal,
diteruskan ke segmen tipis dan selanjutnya ke segmen tebal, panjangnya 12 mm,
total panjang Ansa Henle 2-14 mm. Klorida secara aktif diserap kembali pada
cabang Asendens Ansa Henle dan natrium bergerak secara pasif untuk
mempertahankan kenetralan listrik sekitar 25 persen, natrium yang di filtrasi
diserap kembali karena nefron bersifat tidak permeabel terhadap air. Resorpsi
klorida dan natrium di Pars Asendens penting untuk pemekatan urin karena
membantu mempertahankan intergirtas gradien konsentrasi medula. Kalium
terfiltrasi sekitar 20-15 persen di absorpsi pada pars asendens lengkung henle
proses pasti terjadi karena gradien elektro kimia yang timbul sebagai akibat
dari reabsorpsi klorida pada segmen nefron ini.
4). Tubulus Distal Konvulta, bagian tubulus
ginjal yang berkelok kelok dan jauh letaknya dari kapsula bowman, panjanganya 5
mm. Tubulus distal dari masing masing nefron bermuara ke Duktus Koligenyang
oanjangnya 20 mm masing masing duktus koligen berjalan melalui korteks dan
medula ginjal, bersatu membentuk suatu duktus yang berjalan lurus dan bermuara
kedalam duktus belini seterusnya menuju kelix minor ke kalix mayor. Akhirnya
mengosongkan isinya kedalam pelvis renalis, pada apeks masing masing piramid
medula ginjal.
Panjang nefron keseluruhan ditambah dengan
duktus koligen 45-65 mm. Nefron yang berasal dari glomerulus korteks (nefron
korteks), mempunyai Ansa Henle yang memanjang kedalam piramid medula. Dalam
keadaan normal sekitar 5-10 persen natrium terfiltrasi mencapai daerah
reabsorpsi dibagian distal. Mekanisme pasti reabsopsi natrium pada daerah ini
ditukan dengan ion hidrogen atau kalium dibawah pengaruh Aldosteron.
Sekresi kalium terjadi secara murni. Suatu
proses pasif yang terjadi karena gradien elektrokimia yang ditimbulkan oleh
perbedaan besar potensial pada segmen nefron ini. Gradien ini dipertahankan
oleh pertukaran aktif natrium dan kalium pada membran Basolateral sel tubulus.
Mekanisme ini dikendalikan oleh Aldosteron yang mengendalikan tubulus distal
terhadap sekresi kalium.
5). Duktus Koligen Medula, bukan merupakan
saluran metabolik tidak aktif, tetapi pengaturan secara halus ekskresi natrium
urin terjadi disini dengan Aldosteronyang paling berperan terhadap reabsopsi
natrium. Peningkatan aldosteron dihubungkan dengan peningkatan reabsorpsi
natrium. Duktus ini memiliki kemampuan mereabsorpsi dan menyekresi natrium.
Ekskresi aktif kalium diperlihatkan pada duktus koligen kortikal dan
dikendalikan oleh aldosteron. Reabsorpsi aktif kalium murni terjadi dalam dukus
koligen medula.
c. Elektromikroskopis Glomerulus
Glomerulus
berdiameter 200 µm, dibentuk oleh invaginasi suatu anyaman kapiler yang
meempati kapsula bowman memiliki dua lapisan seluler yang memisahkan darah dari
dalam kapiler glomerulus dan filtrat dalam kapsula bowmna yaitu lapisan endotel
kapiler dan lapisan epitel khusus yang terletak diatas kapiler glomerulus.
Kedua
lapisan ini dibatasi oleh Lamina Basalis, disamping itu terdapat sel sel
stelata yang disebut Sel Masangial. Sel ini mirip dngan sel sel parasit yang
terdapat pada dinding kapiler seluruh tubuh. Zat-sata ini bermuatan netral
dengan diameter 4nm, dapat melalui membran glomerulus dan zat yang lebih dari 8
nm hampir semuanya terhambat.
d. Peredaran Darah Ginjal
Ginjal
mendapat darah dari Arteri Renalis yang merupakan cabang dari Aorta
Abdominalis, sebelum masuk kedalam massa ginjal. Arteri renalis mempunyai
cabang yang besar yaitu arteri renalis anterior, dan yang kecil arteri renalis
posterior. Cabang anterior memberikan darah unuk ginjal anterior dan ventral. Cabang
posterior memberikan darah untuk ginjal posterior dan bagian dorsal. Diantara
kedua cabang ini terdeapat suatu garis (Brudels Line) yang terdapat disepanjang
margolateral dari ginjal. Pada garis ini tidak tersdapat pembuluh darah,
sehingga kedua cabang ini dapat menyebar hingga ke bagian anterios dan
posterior dari kolisis sampai ke medula ginjal, terletak diantara piramid dan
disebut arteri interlaburalis.
Setelah
sampai di daerah medula, membelok langsung melalui basis piramid yang disebut
arteri arquarta. Pembuluh ini dapat bercabang menjadi arteri interlaburalis
yang berjalan tegak kedalam korteks berakhir sebagai :
1). Vasa Aferen glomerulus untuk 1-2
glomerulus.
2). Pleksus Kapiler sepanjang tubulus melingkar
dalam korteks tanpa berhubungan dengan glomeralis.
3). Pembuluh darah menembus kapsula bowman.
Dari
glomerulus keluar pembuluh darah averen, selnajutnya terdapat suatu anhyaman
yang mengelilingi tubukliu kontorti. Disamping itu ada cabbang yang lurus
menuju ke Pelvis Renalis yang memberikan darah untuk ansa Henla dna Duktus
Koligen yang dinamakan Arteri Rektal. Dari pembuluh rambut ini, darah kemudian
berkumpul dalam pembuluh kapiler vena yang berbentuk seperti bintang dan
disebut Vena Stellata berjalan ke Vena Interlumbalis.
e.
Persyarafan Ginjal
Saraf
ginjal lebih kurang 15 ganggolion. Ganglion ini berbentuk pleksus renalis yang
berasal dari cabang yangterbawa dan diluar ganglion pleksus seliaka, pleksus
autustikus , dan bagian bawah splenikus. Pleksus renalis bergabung dengan
pleksus spermatikus dengan cara memberikan beberapa serabut yang dapat
menimbulkan nyeri pada testis pada kelainan ginjal
f.
Fungsi Ginjal
Pembentukan
urine adalah untuk mempertahankan homoestasis dengan mengatur volume dan
komposisi darah. Proses ini meliputi pengeluaran sampah organik produk
metabolisme. Produk sampah yang perlu mendapat perhatian adalah, urea, kreatinin
dan asam urat. Produk sampah ini larutan dalam aliran darah, dan hanya dapat di
buang dengan di larutkannya urine. Pembuangan bahan-bahan sampah ini di sertai
dengan kehilangan air yang tidak dapat di hindarkan.
Ginjal dapat menjamin bahwa cairan yang hilang
tidak mengandung subtrat organik yang sangat bermanfaat yang terdapat dalam
plasma darah, seperti gula dan asam amino. Bahan bernilai ini harus di serap
kembali untuk di gunakan oleh jaringan lain.
Adapun fungsi ginjal yang lain adalah:
1). Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam
tubuh akan di ekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam
jumlah besar. Kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang di
ekskresikan brkurang dan konsentrasinya lebih pekat, sehingga sususan dan
volume cairan tubuh dapat di pertahankan relatif normal.
2). Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan
ion yang optimal dalam plasma
(keseimbangan elektrolit). Bila terjadi pemasukan atau pengeluaran yang abnormal
ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan atau penyakit pendarahan (diare
dan muntah) ginjal akan ekskesi ion-ion yang penting (misal Na, K, Cl, Ca dan
fosfat)
3). Mengatur keseimbangan asam basah cairan tubuh, bergantung
pada apa yang di makan. Apabila banyak makan sayur-sayuran urine akan bersifat
basa. Ph urine bervariasi antara 4,8-8,2.
2.
Ureter
Ureter
terbagi dari dua buah saluran, masing-masing bersambung dari ginjal kekandung kemih
(vesikaurinaria) panjangnya 25-30cm, dengan penampang 0.5 cm mempunyai
tiga jepitan disepanjang jalan . Piala ginjal berhubungan dengan ureter, menjadi kaku ketika melewati tepi
pelvis dan ureter menembus kandungkemih
.
Lapisan Ureter terdiri dari :
1). Dinding luar jaringan ikat ( jaringanfibrosa)
2). Lapisan tengah (ototpolos)
3). Lapisan sebelahdalam ( mukosa)
Lapisan
dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltic setiap 5 menit sekali untuk mendorong
air kemih masuk kedalam kandungkemih
(vesikaurinaria). Pelvis ginjal (Pelvis Ureter) bagian ujung atasnya melebar
membentuk corong ,terletak didalam hilus ginjal ,menerima kalik mayor . Ureter keluar dari hilus ginjal, berjalan pertikal kebawah dibelakang peritoneum
pariental, melekat pada muskulus psoas yang memisahkan dengan proses
ustransversus vertebrae lumbalis.
(vesikaurinaria). Pelvis ginjal (Pelvis Ureter) bagian ujung atasnya melebar
membentuk corong ,terletak didalam hilus ginjal ,menerima kalik mayor . Ureter keluar dari hilus ginjal, berjalan pertikal kebawah dibelakang peritoneum
pariental, melekat pada muskulus psoas yang memisahkan dengan proses
ustransversus vertebrae lumbalis.
a.
Ureter
Pada Pria dan Wanita
Ureter
pada wanita terdapat dibelakang fossa ovarika, berjalan kebagian
medial dan kedepan bagian lateral isserviks uteri bagian atas vagina untuk
mencapai fundus vesikaurinaria .
medial dan kedepan bagian lateral isserviks uteri bagian atas vagina untuk
mencapai fundus vesikaurinaria .
b. Pembuluh Darah
Ureter
Pembuluh
darah yang memperdarahi ureterus adalah arterinalis,
arteri spermatika internal, arteri hipokastrika, dan arteri pesikalis inferior.
arteri spermatika internal, arteri hipokastrika, dan arteri pesikalis inferior.
c. Persarafan Ureter
Cabang
dari pleksus mensenterikus inferior spermatikus, dan pleksus
pelvis.
Sepertiga bawah dari ureter terisi sel-sel saraf yang bersatu dengan rantai eferen
dan nervus vagus. Rantai aferen dari nervus torakalis XI,XII, dan nervus lumbalis.
3. Verika Urinaria
Vesika Urinaria terletak tepat dielakang os pubis. Bagian ini adalah
tempat menyimpan urin, berdndig otot kuat yang bentuknya berfariasi sesuai
jumlah urin yang dikandung. Vesika Uriaria, pada waktu kosong terletak di afeks
Vesika Urinaria di belakang tepi atas simpisis pubis. Permukaan posterior
Vesika Urinaria berbentuk segitiga, merupakan muara ureter dan sudat inferior
membentuk uretra.
Bagian atas permukaan vesika urinaria ditutup oleh feritorium yang
bentunya dinding anterior. Bagian bawah permukaan posterior dipisahkan dari
dektum oleh duktus deferens, vesika seminalis, dan vesika retrovesikalis.
Permukaan superios seluruhnya ditutup oleh peritoneum dan berbatas gulungan
ileum dna kolon sigmoig, sepanjag lateral permukaan feritonium melipat ke
dinding lateral pelvis. Apabila vesika urinaria penuh, permukaan superios
membesar dan menonjol ke atas, ke dalam rongga abdomen.
4. Uretra
Uretra merupakan alur sempit yang berpangkal pada kandung kemih dan
fungsinya menyalurkan urin keluar.
a. Uretra
pada Pria
Uretra
pria mulai dari Orifisium Uretra Interna didalam vesika urinaria sampai
orivisium uretra externa pada penis, panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari:
1).
Uretra Prostatika,
2).
Uretra Pars Membranesia
3).
Uretra Pars Kavernosus
4).
Oriviium Uretra Eksterna.
b. Uretra
Wanita
Uretra wanita terletak dibelakang simfisis, berjalan sedikit miring
kearah atas. Salurannya dangkal dan panjangnya kira-kira 4 cm mulai dari
orifisium, uretra interna sampai ke orivisium uretra eksterna. Uretra ini
terdapat dibelakang simfisis pada dinding anterior vagina.
Apabila tidak
berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus vasia oris. Grandula uretra
bermuara ke uretra yang terbesar diantaranya adalah glandula parauretralis
(skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai
saluran ekskresi.
Lapisan
uretra wanita terdiri dari:
1).
Tunika Muskularis
2).
Lapisan Spongeosa
3)
Lapisan Mukosa sebelah dalam.
B.
Fisiologi
Organ Sistem Berkemih
Ginjal
melakukan fugsi yang paling penting dangna menyaring plasma dan memindahkan zat
dari Fitrat dengan kecepatan yang berpariasi tergantung oada kebutuhan tubuh.
Akhirnya ginjal membuang zat yang tidak dengan Filtrasi darah dan menyekresi
kedalam urin.
Kapasitas
ginjal untuk mengubah ekskresi natrium sebagai respon terhadap perubahan
natrium yang sangat besar menunjukan bahwa pada mausia normal natrium dapat di
tingkatkan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan air dan kebanyakan elektrolit
lainnya seerti klorida, kalium, kalsium, hydrogen, magnesium dan fospat.
Fungsi
system Homeostatis urinaria:
1).
Mengatur volume dan tekanan darah.
2).
Mengatur konsentrasi plasma dengan mengontorol jumlah natrium.
3).
Membantu menstabilkan PH darah.
4).
Meyimpan nutrient dengan mencegah engeluaran dalam urin.
5).
Membantu dalam mendeteksi racun racun.
C.
Tahap
Tahap Pembentukan Urin
a.
Tahapan
Pembentukan Urin
1). Proses filtrasi
Terjadi
di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besardaripermukaanaferentmakaterjadipenyerapandarah,
sedangkansebagian yang tersaringadalahbagiancairandarahkecuali protein, cairan
yang tersaringditampungolehsimpai bowman yang terdiridariglukosa, air, sodium,
klorida, sulfat, bikarbonatdll, diteruskankeseluruhginjal.
2).
Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion
karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang
dikenal dengan
obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan
ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupilarenalis.
3). Augmentasi (Pengumpulan)
3). Augmentasi (Pengumpulan)
Proses
ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal
sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion
Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalislalu di bawake ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandungkemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalislalu di bawake ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandungkemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
b. Sifat
Fisis Urin
Adapun sifat Urin,adalah sebagai berikut :
1.
Jumlah ekskresi dalam 24 jam ±
1.500 cc tergantung dari pemasukan
(intake) cairan dan faktor lainnya.
2. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
5. Berat jenis 1,015-1,020.
2. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
5. Berat jenis 1,015-1,020.
6.
Reaksiasam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung daripada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis
dan protein memberi reaksi asam).
c. Komposisi Urin
Adapun komposisi atau zat
yang terkandung dalam air urin adalah, sebagai berikut :
1. Air
kemih terdiri dari kira-kira 95%
air.
2.
Zat-zat sisa nitrogen
dari hasil metabolisme
protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.
3. Elektrolit,
natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
4. Pagmen (bilirubin dan urobilin).
5. Toksin.
6. Hormon.
4. Pagmen (bilirubin dan urobilin).
5. Toksin.
6. Hormon.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Setelah dibahas tentang materi Anatomi dan Fisiologi Organ
Sistem Perkemihan diatar, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Berkemih merupakan proses penyaringan darah
yang mengangkut zat zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh lagi.
Adapun organ yang terlibat dalam proses berkemih ini adalah Ginjal, Ureter,
Vesika Urinaria, dan Uretra.
2.
Bagian bagian ginjal adalah