Rabu, 03 Desember 2014

Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan



Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Anatomi tubuh manusia adalah serangkaian pengetahuan tentang susunan dan bagian-bagian beserta perlengkapan tubuh yang membentuk suatu sistem fungsional dalam keadaan normal. Sedangkan fisiologi adalah ilmu yang membahas tentang fungsi fungsi dari bagian bagian tubuh.
Berekresi adalah salahsatu ciri makhluk hidup, ekskresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya.[1] Berkemih merupakan salah satu bentuk ekskresi manusia, manusia mengeluarkan sisa sisa zat metabolisme yang tidak dibutuhkan tubuhnya lagi dengan berkemih.
Berkemih adalah proses penyaringan darah yang mengangkut zat zat sisa metabolisme tubuh yang tidak diperlukan lagi melalui organ ginjal.
       Selururh zat sisa dalam tubuh kita yang tidak diperlukan lagi haruslah dibuang, makadari itu berkemih merupakan hal yang sangat penting. Dari dasar pemikiran tentang pentingnya pengetahuan sistem berkemih, maka dibuatlah makalah ini untuk menambah sedikitnya informasi atau pengetahuan tentang sistem berkemih manusia, khususnya Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan.

B.     Rumusan Masalah
       Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan. Yaitu sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan berkemih ?
2.      Organ apa saja yang terlibat dalam proses perkemihan ?
3.      Bagaimana proses terhasilnya urin sebagai hasil dari sistem perkemihan ?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan berkemih.
2.      Untuk mengetahui organ apa saja yang terlibat dalam proses perkemihan?
3.      Untuk mengetahui bagaimana proses perkemihan sampai terhasilnya urin.

D.    Definisi Operasional
Adapun definisi operasional yang digunakan dalam makalah ini adalah, sebagai berikut :
Anatomi adalah serangkaian pengetahuan tentang susunan dan bagian-bagian beserta perlengkapan tubuh yang membentuk suatu sistem fungsional dalam keadaan normal.
Fisiologi adalah cabang biologi yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan atau sel).
Sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Berkemih, adalah nama lain dari buang air kecil.

BAB II
PEMBAHASAN

Berkemih merupakan proses penyaringan darah yang mengangkut zat zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh lagi. Adapun organ yang terlibat dalam proses berkemih ini adalah Ginjal, Ureter, Vesika Urinaria, dan Uretra.

A.    Anatomi Organ pada Sistem Perkemihan.
1.      Ginjal
       Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostatis cairan tubuh secara baik dengan cara mengatur volume cairan, keseimbangan osmotik, asam basa, ekskresi sisa metabolisme, sistm pengaturan hormonal dan metabolisme. Ginjal terletak dalam rongga abdomen, retroperitorial primer kiri dan kanan kolumna vertebralis, dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di belakang peritonium.
Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah daripada ginjal kiri karena hubungannya dengan hati. Setiap ginjal memiliki panjang sekitar 10 cm, dnegan lebar 6,5 cm dan tebal 3 cm. Setiap ginjal memiliki berat 100 gr dan mampu menerima 25% dari curah jantung. Pasokan darah ginjal berasal dari aorta melalui arteri renalis dan kembalki ke vena cava inferior melalui vena renalis.
a.       Struktur Ginjal
      Ginjal ditutupi oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat. Apabla kapsul dibuka, terlihat permukaan dari ginjal lincin dengan warna merah tua. Dengan membuat potongan vertikal dari ginjal melalui margo lateralis ke margo medialis akan terlihat hilus yang meluas ke ruangan sentral  yang disebut sinus renalis bagian atas dari perlvis renalis. Adapun bagian ginjal adalah :
1). Bagian Dalam (Internal) Medula. Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang jjumlahnya antara 8-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya menghadap ke sinus renalis.
2). Bagian Luar (Maternal) Korteks. Substansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat berada di bawah tunika fibrosa, melengkung sepanjang basis piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, bagian dalam di antara piramid dinamakan Kolumna Renalis.
3). Ginjal dibungkus oleh suatu massa jaringan lemak yang disebut Kapsula Adiposa. Bagian yang paling tebal terdapat pada tepi ginjal yang memanjang melalui Hilus Renalis. Ginjal dan Kapsula Adiposa tertutup oleh suatu Lamina khusus dari Vasia Subserosa yang disebut Vania Renalis yang tertdapat diantara lapisan dalam dari Vasi Profunda dan Staratum Vasia Subserosa Internus. Vasia Subserosa terpecah menjadi dua bagian yaitu Lamella Anterior (Vasia Prerenalis) dan Lamella Posterior (Vasia Retrorenalis).

b.      Struktur Mikroskopis Ginjal
       Satuan fungsional ginjal disebut Nefron. Ginjal mempunyai kurant lebih 1,3 juta nefron yang selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah dari arteri renalis. Lubang lubang ynga terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul satu badan Malphigi yang disebut Glomerulus.
Nefron adalah massa tubulus mikroskopis ginjal yang merupakan satuan fungsional ginjal. Nefron menyaring darah dan mengontrol komposisinya. Setiap nefron berasal dari berkas kapiler yang terdiri dari:
1). Glomerulus, merupakan gulungan anyaman kapiler yang terletak dalam kapsula bowman (ujung buntu tubulus ginjal yang bentuknya seperti kapsula cekung yang menutupi glomerulus yang saling melilitkan diri).
Glomerulus menerima darah dari arteriola aferen dan meneruskan darah ke sistem vena melalui arteriola eferen. Natrium secara bebas di filtrasi dalma glomerulus sesuai dengan konsentrasi dalam plasma. Kalium juga di filtrasi secara bebas. Diperkirakan 10 hingga 20 persen kalium plasma terikat oleh protein dan tidak bebas di filtrasi sehingga kalium dalam keadaan normal.
2). Tubulus Proksimal Konvulta, yaitu tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan kapsula bowman dengan panjang 15 mm dan berdiameter 55 mm. Bentuknya berkelok kelok dan menjalar dari bagian koprteks ke medula dan kembali ke korteks sekitar 2/3 dari natrium yang terfiltrasi di absorpsi secara isotonik bersama klorida dan melibatkan transportasi aktif natrium. Peningkatan rreabsorpsi natrium akan mengurangi pengeluaran air dan natrium. Hal ini dapat memnggangu mengenceran dna pemekatan urin yang normal. Kalium di reabsorpsi lebih dari 70 persen, kemunggkinan dengan mekanisme transportasi aktif akan terpisah daru resorpsi natrium.
3). Ansa Henle, bentuknya lurus dan tebal, diteruskan ke segmen tipis dan selanjutnya ke segmen tebal, panjangnya 12 mm, total panjang Ansa Henle 2-14 mm. Klorida secara aktif diserap kembali pada cabang Asendens Ansa Henle dan natrium bergerak secara pasif untuk mempertahankan kenetralan listrik sekitar 25 persen, natrium yang di filtrasi diserap kembali karena nefron bersifat tidak permeabel terhadap air. Resorpsi klorida dan natrium di Pars Asendens penting untuk pemekatan urin karena membantu mempertahankan intergirtas gradien konsentrasi medula. Kalium terfiltrasi sekitar 20-15 persen di absorpsi pada pars asendens lengkung henle proses pasti terjadi karena gradien elektro kimia yang timbul sebagai akibat dari reabsorpsi klorida pada segmen nefron ini.
4). Tubulus Distal Konvulta, bagian tubulus ginjal yang berkelok kelok dan jauh letaknya dari kapsula bowman, panjanganya 5 mm. Tubulus distal dari masing masing nefron bermuara ke Duktus Koligenyang oanjangnya 20 mm masing masing duktus koligen berjalan melalui korteks dan medula ginjal, bersatu membentuk suatu duktus yang berjalan lurus dan bermuara kedalam duktus belini seterusnya menuju kelix minor ke kalix mayor. Akhirnya mengosongkan isinya kedalam pelvis renalis, pada apeks masing masing piramid medula ginjal.
Panjang nefron keseluruhan ditambah dengan duktus koligen 45-65 mm. Nefron yang berasal dari glomerulus korteks (nefron korteks), mempunyai Ansa Henle yang memanjang kedalam piramid medula. Dalam keadaan normal sekitar 5-10 persen natrium terfiltrasi mencapai daerah reabsorpsi dibagian distal. Mekanisme pasti reabsopsi natrium pada daerah ini ditukan dengan ion hidrogen atau kalium dibawah pengaruh Aldosteron.
Sekresi kalium terjadi secara murni. Suatu proses pasif yang terjadi karena gradien elektrokimia yang ditimbulkan oleh perbedaan besar potensial pada segmen nefron ini. Gradien ini dipertahankan oleh pertukaran aktif natrium dan kalium pada membran Basolateral sel tubulus. Mekanisme ini dikendalikan oleh Aldosteron yang mengendalikan tubulus distal terhadap sekresi kalium.
5). Duktus Koligen Medula, bukan merupakan saluran metabolik tidak aktif, tetapi pengaturan secara halus ekskresi natrium urin terjadi disini dengan Aldosteronyang paling berperan terhadap reabsopsi natrium. Peningkatan aldosteron dihubungkan dengan peningkatan reabsorpsi natrium. Duktus ini memiliki kemampuan mereabsorpsi dan menyekresi natrium. Ekskresi aktif kalium diperlihatkan pada duktus koligen kortikal dan dikendalikan oleh aldosteron. Reabsorpsi aktif kalium murni terjadi dalam dukus koligen medula.

c.       Elektromikroskopis Glomerulus
        Glomerulus berdiameter 200 µm, dibentuk oleh invaginasi suatu anyaman kapiler yang meempati kapsula bowman memiliki dua lapisan seluler yang memisahkan darah dari dalam kapiler glomerulus dan filtrat dalam kapsula bowmna yaitu lapisan endotel kapiler dan lapisan epitel khusus yang terletak diatas kapiler glomerulus.
      Kedua lapisan ini dibatasi oleh Lamina Basalis, disamping itu terdapat sel sel stelata yang disebut Sel Masangial. Sel ini mirip dngan sel sel parasit yang terdapat pada dinding kapiler seluruh tubuh. Zat-sata ini bermuatan netral dengan diameter 4nm, dapat melalui membran glomerulus dan zat yang lebih dari 8 nm hampir semuanya terhambat.

d.      Peredaran Darah Ginjal
        Ginjal mendapat darah dari Arteri Renalis yang merupakan cabang dari Aorta Abdominalis, sebelum masuk kedalam massa ginjal. Arteri renalis mempunyai cabang yang besar yaitu arteri renalis anterior, dan yang kecil arteri renalis posterior. Cabang anterior memberikan darah unuk ginjal anterior dan ventral. Cabang posterior memberikan darah untuk ginjal posterior dan bagian dorsal. Diantara kedua cabang ini terdeapat suatu garis (Brudels Line) yang terdapat disepanjang margolateral dari ginjal. Pada garis ini tidak tersdapat pembuluh darah, sehingga kedua cabang ini dapat menyebar hingga ke bagian anterios dan posterior dari kolisis sampai ke medula ginjal, terletak diantara piramid dan disebut arteri interlaburalis.
        Setelah sampai di daerah medula, membelok langsung melalui basis piramid yang disebut arteri arquarta. Pembuluh ini dapat bercabang menjadi arteri interlaburalis yang berjalan tegak kedalam korteks berakhir sebagai :
1). Vasa Aferen glomerulus untuk 1-2 glomerulus.
2). Pleksus Kapiler sepanjang tubulus melingkar dalam korteks tanpa berhubungan dengan glomeralis.
3). Pembuluh darah menembus kapsula bowman.

        Dari glomerulus keluar pembuluh darah averen, selnajutnya terdapat suatu anhyaman yang mengelilingi tubukliu kontorti. Disamping itu ada cabbang yang lurus menuju ke Pelvis Renalis yang memberikan darah untuk ansa Henla dna Duktus Koligen yang dinamakan Arteri Rektal. Dari pembuluh rambut ini, darah kemudian berkumpul dalam pembuluh kapiler vena yang berbentuk seperti bintang dan disebut Vena Stellata berjalan ke Vena Interlumbalis.

e.       Persyarafan Ginjal
        Saraf ginjal lebih kurang 15 ganggolion. Ganglion ini berbentuk pleksus renalis yang berasal dari cabang yangterbawa dan diluar ganglion pleksus seliaka, pleksus autustikus , dan bagian bawah splenikus. Pleksus renalis bergabung dengan pleksus spermatikus dengan cara memberikan beberapa serabut yang dapat menimbulkan nyeri pada testis pada kelainan ginjal



f.       Fungsi Ginjal
        Pembentukan urine adalah untuk mempertahankan homoestasis dengan mengatur volume dan komposisi darah. Proses ini meliputi pengeluaran sampah organik produk metabolisme. Produk sampah yang perlu mendapat perhatian adalah, urea, kreatinin dan asam urat. Produk sampah ini larutan dalam aliran darah, dan hanya dapat di buang dengan di larutkannya urine. Pembuangan bahan-bahan sampah ini di sertai dengan kehilangan air yang tidak dapat di hindarkan.
Ginjal dapat menjamin bahwa cairan yang hilang tidak mengandung subtrat organik yang sangat bermanfaat yang terdapat dalam plasma darah, seperti gula dan asam amino. Bahan bernilai ini harus di serap kembali untuk di gunakan oleh jaringan lain.
       Adapun fungsi ginjal yang lain adalah:
1). Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam tubuh akan di ekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar. Kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang di ekskresikan brkurang dan konsentrasinya lebih pekat, sehingga sususan dan volume cairan tubuh dapat di pertahankan relatif normal.
2). Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion yang  optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi pemasukan atau pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan atau penyakit pendarahan (diare dan muntah) ginjal akan ekskesi ion-ion yang penting (misal Na, K, Cl, Ca dan fosfat)
3). Mengatur keseimbangan asam basah cairan tubuh, bergantung pada apa yang di makan. Apabila banyak makan sayur-sayuran urine akan bersifat basa. Ph urine bervariasi antara 4,8-8,2.

2.      Ureter

Ureter terbagi dari dua buah saluran, masing-masing bersambung dari ginjal kekandung kemih (vesikaurinaria) panjangnya 25-30cm, dengan penampang   0.5  cm  mempunyai tiga jepitan disepanjang jalan . Piala ginjal berhubungan  dengan ureter, menjadi kaku ketika melewati tepi pelvis dan ureter menembus  kandungkemih .

Lapisan Ureter terdiri
dari :
1). Dinding luar jaringan ikat ( jaringanfibrosa)
2). Lapisan tengah (ototpolos)
3). Lapisan sebelahdalam ( mukosa)
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltic setiap 5 menit sekali untuk mendorong air kemih masuk kedalam kandungkemih
(vesikaurinaria). Pelvis ginjal (Pelvis Ureter) bagian ujung atasnya melebar
membentuk corong ,terletak didalam hilus ginjal ,menerima kalik mayor . Ureter keluar dari hilus ginjal, berjalan  pertikal kebawah dibelakang peritoneum
pariental, melekat pada muskulus psoas yang  memisahkan dengan proses  
ustransversus vertebrae lumbalis.

a.       Ureter Pada Pria dan Wanita
Ureter pada wanita terdapat dibelakang fossa ovarika, berjalan kebagian
medial dan  kedepan bagian lateral isserviks uteri bagian atas vagina untuk  
mencapai fundus  vesikaurinaria .

b. Pembuluh Darah Ureter
Pembuluh darah yang memperdarahi ureterus adalah arterinalis,
  arteri
spermatika internal, arteri hipokastrika, dan arteri pesikalis inferior.

c. Persarafan Ureter
Cabang dari pleksus mensenterikus inferior spermatikus, dan pleksus
pelvis. Sepertiga bawah dari ureter terisi sel-sel saraf yang bersatu dengan rantai eferen dan nervus vagus. Rantai aferen dari nervus torakalis XI,XII, dan nervus lumbalis.

3.      Verika Urinaria
Vesika Urinaria terletak tepat dielakang os pubis. Bagian ini adalah tempat menyimpan urin, berdndig otot kuat yang bentuknya berfariasi sesuai jumlah urin yang dikandung. Vesika Uriaria, pada waktu kosong terletak di afeks Vesika Urinaria di belakang tepi atas simpisis pubis. Permukaan posterior Vesika Urinaria berbentuk segitiga, merupakan muara ureter dan sudat inferior membentuk uretra.
Bagian atas permukaan vesika urinaria ditutup oleh feritorium yang bentunya dinding anterior. Bagian bawah permukaan posterior dipisahkan dari dektum oleh duktus deferens, vesika seminalis, dan vesika retrovesikalis. Permukaan superios seluruhnya ditutup oleh peritoneum dan berbatas gulungan ileum dna kolon sigmoig, sepanjag lateral permukaan feritonium melipat ke dinding lateral pelvis. Apabila vesika urinaria penuh, permukaan superios membesar dan menonjol ke atas, ke dalam rongga abdomen.

4.      Uretra
Uretra merupakan alur sempit yang berpangkal pada kandung kemih dan fungsinya menyalurkan urin keluar.
a.       Uretra pada Pria
Uretra pria mulai dari Orifisium Uretra Interna didalam vesika urinaria sampai orivisium uretra externa pada penis, panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari:
1). Uretra Prostatika,
2). Uretra Pars Membranesia
3). Uretra Pars Kavernosus
4). Oriviium Uretra Eksterna.

b.      Uretra Wanita
Uretra wanita terletak dibelakang simfisis, berjalan sedikit miring kearah atas. Salurannya dangkal dan panjangnya kira-kira 4 cm mulai dari orifisium, uretra interna sampai ke orivisium uretra eksterna. Uretra ini terdapat dibelakang simfisis pada dinding anterior vagina.
Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus vasia oris. Grandula uretra bermuara ke uretra yang terbesar diantaranya adalah glandula parauretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
Lapisan uretra wanita terdiri dari:
1). Tunika Muskularis
2). Lapisan Spongeosa
3) Lapisan Mukosa sebelah dalam.


B.     Fisiologi Organ Sistem Berkemih
Ginjal melakukan fugsi yang paling penting dangna menyaring plasma dan memindahkan zat dari Fitrat dengan kecepatan yang berpariasi tergantung oada kebutuhan tubuh. Akhirnya ginjal membuang zat yang tidak dengan Filtrasi darah dan menyekresi kedalam urin.
Kapasitas ginjal untuk mengubah ekskresi natrium sebagai respon terhadap perubahan natrium yang sangat besar menunjukan bahwa pada mausia normal natrium dapat di tingkatkan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan air dan kebanyakan elektrolit lainnya seerti klorida, kalium, kalsium, hydrogen, magnesium dan fospat.
Fungsi system Homeostatis urinaria:
1). Mengatur volume dan tekanan darah.
2). Mengatur konsentrasi plasma dengan mengontorol jumlah natrium.
3). Membantu menstabilkan PH darah.
4). Meyimpan nutrient dengan mencegah engeluaran dalam urin.
5). Membantu dalam mendeteksi racun racun.

C.    Tahap Tahap Pembentukan Urin

a.       Tahapan Pembentukan Urin

1). Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besardaripermukaanaferentmakaterjadipenyerapandarah, sedangkansebagian yang tersaringadalahbagiancairandarahkecuali protein, cairan yang tersaringditampungolehsimpai bowman yang terdiridariglukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonatdll, diteruskankeseluruhginjal.

2). Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupilarenalis.

3). Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.

Dari tubulus
pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalislalu di bawake ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandungkemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

b.      Sifat Fisis Urin
Adapun sifat Urin,adalah sebagai berikut :

1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan
(intake) cairan dan faktor lainnya.
2. Warna, bening
kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3. Warna, kuning
tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
4. Bau, bau
khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
5. Berat
jenis 1,015-1,020.
6. Reaksiasam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung daripada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

c.       Komposisi Urin
Adapun komposisi atau zat yang terkandung dalam air urin adalah, sebagai berikut :
1.      Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
2.      Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.
3. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
4. Pagmen (bilirubin dan
urobilin).
5. Toksin.
6. Hormon.






























BAB III
PENUTUPAN

A.    Kesimpulan
Setelah dibahas tentang materi Anatomi dan Fisiologi Organ Sistem Perkemihan diatar, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Berkemih merupakan proses penyaringan darah yang mengangkut zat zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh lagi. Adapun organ yang terlibat dalam proses berkemih ini adalah Ginjal, Ureter, Vesika Urinaria, dan Uretra.
2.      Bagian bagian ginjal adalah


[1] Wikipedia, 3 Septermber 2014, http://id.wikipedia.org/wiki/Ekskresi.